Manajement aktif kala 3
Manajemen aktif kala III (tiga) sangat
penting dilakukan pada setiap asuhan persalinan
normal
dengan tujuan untuk menurunkan angka kematian ibu.
Saat ini, manajemen aktif kala III (tiga) telah
menjadi prosedur tetap pada asuhan persalinan
normal
dan menjadi salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap tenaga kesehatan
penolong persalinan (dokter dan bidan).
Tujuan Manajemen Aktif Kala III
Tujuan manajemen aktif kala III (tiga) adalah
untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu,
mencegah perdarahan
dan mengurangi kehilangan darah kala III (tiga) persalinan
jika dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis.
Penatalaksanaan
manajemen aktif kala III (tiga) dapat
mencegah terjadinya kasus perdarahan pasca persalinan yang
disebabkan oleh atonia uteri dan retensio plasenta.
Keuntungan Manajemen Aktif Kala III
Keuntungan manajemen aktif kala III (tiga) adalah:
- Persalinan kala tiga lebih singkat.
- Mengurangi jumlah kehilangan darah.
- Mengurangi kejadian retensio plasenta.
Langkah Manajemen Aktif Kala III
Langkah
utama manajemen aktif kala III (tiga) ada tiga langkah
yaitu:
- Pemberian suntikan oksitosin.
- Penegangan tali pusat terkendali.
- Masase fundus uteri
Pemberian suntikan oksitosin
Pemberian suntikan oksitosin dilakukan dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir. Namun perlu
diperhatikan dalam pemberian suntikan oksitosin
adalah memastikan tidak ada bayi lain (undiagnosed twin) di dalam uterus. Mengapa demikian? Oksitosin
dapat menyebabkan uterus
berkontraksi yang dapat menurunkan pasokan oksigen pada bayi.
Suntikan oksitosin
dengan dosis 10 unit diberikan secara intramuskuler (IM) pada sepertiga bagian
atas paha bagian luar (aspektus lateralis). Tujuan pemberian suntikan oksitosin
dapat menyebabkan uterus
berkontraksi dengan kuat dan efektif sehingga dapat membantu pelepasan plasenta dan mengurangi
kehilangan darah.
Penegangan tali pusat terkendali
Klem pada tali pusat
diletakkan sekitar 5-10 cm dari vulva dikarenakan dengan memegang tali pusat
lebih dekat ke vulva
akan mencegah evulsi tali pusat. Meletakkan satu tangan di atas simpisis
pubis dan tangan yang satu memegang klem di dekat vulva. Tujuannya agar bisa
merasakan uterus
berkontraksi saat plasenta
lepas. Segera setelah tanda-tanda pelepasan plasenta terlihat dan uterus mulai berkontraksi
tegangkan tali pusat
dengan satu tangan dan tangan yang lain (pada dinding abdomen)
menekan uterus
ke arah lumbal dan kepala
ibu (dorso-kranial). Lakukan secara hati-hati untuk mencegah
terjadinya inversio uteri. Lahirkan plasenta dengan peregangan
yang lembut mengikuti kurva alamiah panggul
(posterior kemudian anterior).
Ketika plasenta
tampak di introitus vagina,
lahirkan plasenta
dengan mengangkat pusat ke atas dan menopang plasenta dengan tangan
lainnya. Putar plasenta
secara lembut hingga selaput ketuban terpilin menjadi satu.
Masase fundus uteri
Segera setelah plasenta
lahir, lakukan masase fundus uteri dengan tangan kiri
sedangkan tangan kanan memastikan bahwa kotiledon dan selaput plasenta dalam keadaan
lengkap. Periksa
sisi maternal
dan fetal.
Periksa
kembali uterus
setelah satu hingga dua menit untuk memastikan uterus berkontraksi.
Evaluasi kontraksi
uterus
setiap 15 menit selama satu jam pertama pasca persalinan
dan setiap 30 menit selama satu jam kedua pasca persalinan.
0 komentar:
Posting Komentar