KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat, dan anugerah-Nya
kami dapat menyusun Makalah ini dengan judul “UTERATONIKA” yang disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi.
Tidak sedikit
kesulitan yang kami alami dalam proses penyusunan makalah ini. Namun berkat
dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait, baik secara moril maupun
materil, akhirnya kesulitan tersebut dapat diatasi. Tidak lupa pada kesempatan
ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing kami
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Kami menyadari
bahwa untuk meningkatkan kualitas makalah ini kami membutuhkan kritik dan saran
demi perbaikan makalah di waktu yang akan datang. Akhir kata, besar harapan
kami agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Manna, 9 Oktober
2014
Penyusun.
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................
ii
BAB
I : PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.
Latar Belakang ............................................................................. 1
2.
Rumusan Masalah ......................................................................... 1
3.
Tujuan............................................................................................
1
BAB III : PEMBAHASAN............................................................................. 2
........... 1.
Definisi Uteratonika ..................................................................... 2
........... 2. Macam-Macam Uteratonika..........................................................
2
........... 3. Cara Kerja ..................................................................................... 3
........... 4. Dosis Dan Pemakaian....................................................................
4
........... 5. Indikasi Dan Kontra Indikasi........................................................
6
........... 6. Cara Penanganan Pemakaian Obat................................................
8
PENUTUP........................................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Dewasa
ini ilmu kebidanan sangat berkembang pesat, seiring dengan itu kualitas
pelayanan kepada ibu hamil, persalinan dan nifas juga sangat membanggakan.
Kehidupan janin didalam rahim pun menjadi kajian yang berkembang pesat dimana
janin sudah dijadikan sebagai pasien/ klien tersendiri yang sangat menentukan
apakah janin tetap dipertahankan dalam kehidupan dalam rahim ataukah harus
hidup diluar rahim yang berarti harus dilahirkan. Apabila janin diputuskan
harus dilahirkan maka kita akan dihadapkan pada masalah induksi persalinan
dimana saat ini pemakaian oksitosin sebagai induksi persalinan sangat banyak
digunakan.
Perdarahan
pasca persalinan masih menjadi momok sebagai salah satu penyebab kematian ibu
terutama dinegara berkembang seperti negara kita Indonesia. Berbagai kebijakan
telah dicanangkan antara lain Gerakan Sayang Ibu maupun Making Pregnancy Saver
yang salah satu pesan kuncinya adalah penanganan masalah kegawat daruratan
kebidanan dimana salah satu focus gerakannya adalah pencegahan dan penanganan
perdarahan pasca persalianan.
Untuk
pencegahan perdarahan pasca persalinan saat ini setiap petugas kesehatan
dituntut harus melaksanankan asuhan persalinan normal dengan salah satu
terobosan adalah penatalaksanaan aktif kala tiga dimana penggunaan uterotonika
secara tepat guna harus diterapkan Baik dalam hal induksi persalinan, maupun
masalah pencegahan dan penanganan perdaran pasca persalinan sangat berkaitan
dengan penggunaan oksitosin. Setiap petugas kesehatan yang menangani masalah
ini dituntut mempunyai pengetahuan memadai tentang uterotonika, baik tentang
cara kerjanya, cara pemberianya maupun tentang efek yang tidak diinginkan. Seperti
yang telah kita ketahui bersama, obat merupan salah satu penunjang sarana
kesehatan. Segala macam penyakit tidak dapat lepas begitu saja tanpa keberadaan
obat.
Dengan
penggunaan obat kita harus mengikuti aturan – aturan tertentu karena obat dalam
penggunaan yang digunakan dalam jumlah yang berlebihan dapat meracuni sedangkan
racun yang digunakan dalam jumlah sedikit justru dapat menjadi obat bagi tubuh
kita.. Salah satu dari obat yang sudah sering dipergunakan adalah uterotonik
dan anti perdarahan. Obat – obat uterotonika dan anti perdarahan tidak pernah
lepas dari segala masalah kesehatan yan berhubungan dengan kehamilan dan
persalinan
.Masalah
kehamilan dan persalinan merupakan masalah yang riskan karena sangat erat
dengan keselamatan jiwa seseoramg sehingga ironis sekali apabila terjadi
kesalahan walau hanya sedikit saja. Hal – hal yang perlu diketahui adalah
mengenai nama obat, tujuan penggunaan, mekanisme kerja, indikasi, kontra
indikasi, efek samping, cara pemakaian serta dosis yang digunakan. Uterotonika
Adalah Zat Yanag Digunakan Untuk meningkatkan kontraksi uterus.Uterotonik
banyak digunakan untuk induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta
penanganan perdarahan post partum, penegndapan perdarahan akibat abortus
inkompletikus dan penanganan aktif pada Kala III persalinan.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
itu defenisi Uterotonika ?
2.
Apa
Saja Macam-Macam Uterotonika ?
3.
Bgaimana
Mekanisme kerja Uterotonika ?
4.
Apa
Dampak Uterotonika ?
C. TUJUAN
1.
Untuk
mengetahui defenisi Uterotonika?
2.
Untuk
mengetahui jenis Obat Uterotonika?
3. Untuk Mengetahui Mekanisme Kerja Obat Uterotonika
?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Uterotonika
Uterotonik
adalah zat yang meningkatkan kontraksi uterus. Uterotonik banyak
digunakan untuk induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta penanganan
perdarahan post partum, pengendapan perdarahan akibat abortus inkompletikus dan
penanganan aktif pada Kala persalinan.Pemberian obat uterotonik adalah salah
satu upaya untuk mengatasi pendarahan pasca persalinan atau setelah
lahirnya plasenta. Namun, pemberian obat ini sama sekali tidak dibolehkan
sebelum bayi lahir. Keuntungan pemberian uterotonika ini adalah untuk
mengurangi perdarahan kala III dan mempercepat lahirnya plasenta. Karena itu,
pemberian pencegahan dapat diberikan pada setiap persalinan atau bila ada
indikasi tertentu. Indikasi yang dimaksud, adalah hal-hal yang dicurigai
akan menimbulkan perdarahan pasca persalina. riwayat persalinan yang kurang
baik, misalnya:
1.
Riwayat perdarahan pada
persalinan yang terdahulu.
2.
Grande multipara (lebih dari
empat anak).
3.
Jarak kehamilan yang dekat
(kurang dari dua tahun).
4.
Bekas operasi Caesar.
5.
Pernah abortus sebelumnya.
Uterotonika
adalah obat yang dapat meningkatkan kontraksi otot polos uterus. Banyak obat
memeperlihatkan efek oksitosik, tetapi hanya beberapa saja yang kerjanya cukup
selektif dab dapat berguna dalam praktek keperawatan. Obat yanng bermanfaat itu
ialah oxytocin(oksitosin) dan derivatnya, alkaloid ergot dan derivatnya, dan
beberapa prostaglandin semisintetik. Obat- obat tersebut memperlihatkan respons
bertingkat (graded respons) pada kehamilan, mulai dari kontraksi uterus
spontan, ritmis sampai kontraksi tetani. Meskipun obat ini mempunyai efek
farmakodinamik lain, tetapi manfaat dan bahayanya terutama terhadap uterus.
Derivat prostaglandin merupakan obat yang baru dikembangkan tahun tujuh
puluhan. Pembicaraan di sini terbatas pada efek Prostaglandin E dan F terhadap
uterus serta penggunaannya sebagai abortivum, dan oksitosin untuk induksi
partus. Bila terjadi riwayat persalinan kurang
baik,ibu sebaiknya melahirkan dirumah sakit,dan jangan di rumah sendiri. Hasil
pemeriksaan waktu bersalin, misalnya:
1.
Persalinan atau kala II yang
terlalu cepat, (ekstraksi vakum, atau
forsep).
2.
Uterus terlalu teregang,
misalnya pada hidramnion, kehamilan kembar, dan anak besar.
3.
Uterus yang kelelahan,
persalinan lama.
4.
Uterus yang lembek akibat
narkosa.
5.
Inersia uteri primer dan
sekunder.
Obat-obatan
yang dipakai untuk pencegahan adalah Oksitosin dan Ergometrin. Caranya, disuntikkan
intra muskuler atau intravena ( bila diinginkan kerja cepat ), setelah anak
lahir.
B.
Macam-Macam
Obat Uterotonika:
- Alkaloid Ergot
Sumber
alkaloid ergot ialah claviceps purpurea suatu jamur yang hidup sebagai parasit
dalam butir rye dan gandum, banyak terdapat di Eropa dan Amerika. Penyebaran
penularan terjadi melalui perantaraan serangga dan angin yang memindahkan spora
ke kepala putik yang sudah di buahi. Selanjutnya spora mengeluarkan miselium
yang akan menembus putik, kemudian membentuk jaringan padat berwarna ungu dan
menjadi keras. Substansi ini dinamai sklerosium. Sklerosium inilah yang
merupakan sumber ergot. Zat- zat dalam ergot. Ergot mengandung zat yang penting
yaitu alkohol ergot dan zat lain seperti zat organik, karbohidrat, gliserida,
steroid, asam amino, amin dan basa amonium kuatener. Beberapa amin dan basa
memiliki efek farmakologi penting, misalnya histamin, tiramin, kolin, dan
asetilkolin. Jamur Claviceps purpurea dibiak in vitro, seperti jamur penghasil
antibiotik.
Alkaloid
ergot terdapat sebagai isomer 1 dan d.Isomer 1 merupakan zat aktif (penamaan
dengan akhiran -in), sedangkan isomer d tidak aktif sama sekali (penamaan
dengan akhiran -inin). Yang pertama merupakan alkaloid alam, sedangkan yang
kedua merupakan hasil perubahan oleh pengaruh zat kimia sewaktu isolasi.
Alkaloid pertama yang berhasil di isolasi dalam bentuk kristal dan aktif ialah
ergotoksin, yang waktu itu dianggap sebagai alkaloid murni. Sekarang terbukti
bahwa ergotoksin merupakan campuran 4 zat, yaitu ergokristin,ergokornin,α-
ergokriptin, dan β- ergokriptin. Ergotamin. Ergotamin yang paling kuat dari
kelompok alkaloid asam amino yang aktif, dan ergotamin yang tidak aktif
merupakan alkaloid ergot murni yang pertama ditemukan.
Kemudian
ditemukan zat uterotonik larut air dinamakan ergonovin (ergometrin. Ergonovin
dan turunannya menghasilkan asam lisergat dan amin pada hidrolisis, maka
disebut juga alkaloid amin. Alkaloid dengan berat molekul tinggi yang
mengandung asam lisergal, amonia, asam piruvat, prolin dan asam amino lainnya
dikenal juga sebagai alkaloid asam amino atau ergopeptin. Salah satu derivat
ergopeptin adalah bromokriptin
Farmakodinamik
Berdasarkan
efek dan struktur kimianya alkaloid ergot dibagi menjadi 3 kelompok :
1.
Alkaloid asam amino
dengan prototip ergotamin
2.
Derivat dihidro
alkaloid asam amino dengan prototip dihidro-Ergotamin.
3.
Alkaloid amin dengan
prototip ergonovin
Farmakokinetik
Alkaloid
asam amino, yaitu ergotamin di absorpsi secara lambat dan tidak sempurna
melalui saluran cerna. Obat ini mengalami metabolisme lintas pertama, sehingga
kadarnya dalam darah sangat rendah. Kadar puncak plasma dicapai dalam 2 jam.
Pemberian 1 mg ergotamin bersama 100 mg kafein akan meningkatkan kecepatan
absorpsi dan kadar puncak plasma ergotamin sebesar dua kali, namun biovailibitasnya
tetap di bawah 1 persent.
Indikasi
Oksitosik
: Sebagai stimultan uterus pada perdarahan paska persalinan atau paska abortus,
yaitu :
1.
Induksi partus aterm
2.
Mengontrol perdarahan
dan atoni uteri pasca persalinan.
3.
Merangsang konstraksi
setelah operasi Caesar/operasi uterus lainnya
4.
Induksi abortus
terapeutik
5.
Uji oksitoksin
Kontra Indikasi
Persalinan
kala I dan II :
1.
Hipersensitif
2.
Penyakit vascular
3.
Penyakit jantung parah
4.
Fungsi paru menurun
5.
Fungsi hati dan ginjal
menurun
6.
Hipertensi yang parah
7.
Eklampsi
Pada
Uterus
Semua
alkaloid ergot alam meningkatkan kontraksi uterus dengan nyata. Dosis kecil
menyebabkan peninggian amplitudo dan frekuensi, kemudian diikuti relaksasi.
Dosis besar menimbulkan kontraksi tetanik, dan peninggian tonus otot dalam
keadaan istirahat. Dosis yang sangat besar menimbulkan kontraktur yang
berlangsung lama. Sediaan ergot alam yang paling kuat adalah ergonovin.
Cara
Pakai Dan Dosis
a.
Oral: mulai kerja setelah
sepuluh menit
b.
Injeksi: intravena mulai kerja
40 detik
c.
IM : mulai kerja 7-8 menit. Hal
ini lebih menguntungkan karena efek samping lebih sedikit.
Dosis :
Oral
0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari
IV / IM
0,2 mg , IM boleh diulang 2–4 jam bila perdarahan hebat.
Contoh
obat
Nama
generic : metal ergometrin, metal ergometrina, hydrogen maleat
Nama paten : methergin, met6hernial,
methorin, metilat, myomergin.
Epek
samping
1.
Ergotamine
merupakan ergotamin merupakan alkaloid yang paling toksik.
2.
Dosis besar
dapat menyebabkan : mual, muntah, diare, gatal, kulit dingin, nadi lemah dan
cepat, bingung dan tidak sadar
3.
Dosis keracunan fatal: 26 mg per oral selama beberapa hari, atau dosis tunggal
0,5-1,5 mg parenteral
4.
Gejala
keracunan kronik: perubahan peredaran darah ( tungkai bawah, paha, lengan dan
tangan jadi pucat), nyeri otot, denyut nadi melemah, gangren, angina pectoris,
bradikardi, penurunan atau kenaikan tekanan darah
5.
Keracunan biasanya
disebabkan: takar lajak dan peningkatan sensitivitas
- Oksitosin
Oksitosin
merupakan hormone peptide yang disekresi olah pituitary posterior yang
menyebabkan ejeksi air susu pada wanita dalam masa laktasi. Oksitosin diduga
berperan pada awal kelahiran. (Ismania.2001). Oksitosin
merangsang otot polos uterus dan kelenjar mama. Fungsi perangsangan ini
bersifat selektif dan cukup kuat. sehingga pada akhir kehamilan kadar oksitosin
meninggi dimana berikatan dg reseptor oksitosin yg terletak di dlm miometrium
yaitu dlm membran plasma sel otot polos uterus , oksitosin adalah golongan obat
yang digunakan untuk merangsang kontraksi otot polos uterus dalam membantu
proses persalinan, pencegahan perdarahan pasca persalinan (P3) serta
penguatan persalinan , Oksitosin merangsang otot polos uterus dan mammae →
selektif dan cukup kuat Stimulus sensoris pada serviks, vagina dan payudara →
merangsang hipofisis posterior melepaskan oksitosin. Sensitivitas uterus
meningkat dng pertambahan usia kehamilan. Stimulus sensoris pada serviks, vagina, dan
payudara secara refleks melepaskan oksitosin dari hipofisis posterior.
Sensitivitas uterus terhadap oksitosin meninggi bersamaan dengan bertambahnya
umur kehamilan.
Pada
kehamilan tua dan persalinan spontan, pemberian oksitosin meningkatkan
kontraksi fundus uteri meliputi peningkatan frekuensi, amplitudo dan lamanya
kontraksi. Partus dan laktasi masih tetap berlangsung meskipun tidak ada
oksitosin, tetapi persalinan menjadi lebih lama dan refleks ejeksi susu (milk
ejection) menghilang. Oksitosin dianggap memberikan kemudahan dalam persalinan
serta memegang peranan penting dalam refleks ejeksi susu.
Mekanisme
Cara Kerja
Oksitosin
diabsorsi denagn cepat melalui mukosa mulut sehingga memungknkan oksitosin
diberkan secara tablet hisap. Cara pemberian nasal atau tablet hisap did /
cadangan untuk penggunaan pasca persalinan, selama kehamilan kadar amino
peptidase dalam plama ( oksitosin atau vasopresinase ) meniongkat 10x dan
menurun setelah persalinan. Enzim mengaktifkan oksitosin dan ADH melalui
pemecahan ikatan peptida enzim meregulasi kosentrasi oksitosin.
Meskipun sudah lazim di gunakan di banyak
klinik bersalin atau bagian obstetric rumah sakit, namun potensi oksitoksin
dalam mengganggu keseimbangan cairan dan tekana darah membuat obat ini tidak
tepat untuk digunakan pada ibu hamil dengan pre-eklamsia aau penyakit
kardiovaskuler atau pada ibu hamil yang berusia di atas 3 tahun. Pemberian
infuse oksitoksin merupakan kontraindikasi pada ibu hamil yang menghadapi
resiko karena melahirkan pervaginam, misalnya kasus dengan melpresentasi atau
solosio plasenta atau denagn resiko rupture uteri yang tinggi. Pemberian infuse
oksitoksin yang terus-menerus pada kasus dengan resistensi dan inersia uterus
merupakan kontraindikasi.
Uterus
yang starvasi. Kontraksi otot uterus memerlukan glukosa maupun oksigen. Jika
pasokan keduanya tidak terdapat pada otot yang berkontraksi tersebut dan
keadaan ini mungkin terjadi karena starvasi atau pemberian oksitoksin tidak
akan adekuat sehingga pemberian oksitoksin secara sedikit demi sedikit tidak
akan efektif. Situasi ini lebih cenderung di jumpai pada persalinan yang lama.
lokal di uterus tetapi sedikit pengaruhn ya terhadap eliminasi kadar oksitosin
dalam plasma.
Farmakologi
a. Uterus
Oksitosin merangasang frekuensi dan kekuatan kontraksi otot polos uterus. Efek ini tergantung pada konsentrasi estrogen. Pada konsentrasi estrogen yang rendah, efek oksitosin terhadap uterus juga berkurang. Progestin digunakan secara luas di klinik untuk mengurangi aktivitas uterus pada kasus abortus habitualis meskipun efektivitasnya tidak jelas. Pada kehamilan trimester I dan II aktivitas motorik uterus sangat rendah, dan aktivitas ini secara spontan akan meningkat dengan cepat pada trimester III dan mencapai puncaknya pada saat persalinan. Oksitosin dapat memulai atau meningkatkan ritme kontraksi uterus pada setiap saat, namun pada kehamilan muda diperlukan dosis yang tinggi. Oksitosin menyebabkan pengelepasan prostaglandin pada beberapa spesies, tetapi tidak jelas apakah ini merupakan efek primernya atau berhubungan dengan kontraksi uterus.
Oksitosin merangasang frekuensi dan kekuatan kontraksi otot polos uterus. Efek ini tergantung pada konsentrasi estrogen. Pada konsentrasi estrogen yang rendah, efek oksitosin terhadap uterus juga berkurang. Progestin digunakan secara luas di klinik untuk mengurangi aktivitas uterus pada kasus abortus habitualis meskipun efektivitasnya tidak jelas. Pada kehamilan trimester I dan II aktivitas motorik uterus sangat rendah, dan aktivitas ini secara spontan akan meningkat dengan cepat pada trimester III dan mencapai puncaknya pada saat persalinan. Oksitosin dapat memulai atau meningkatkan ritme kontraksi uterus pada setiap saat, namun pada kehamilan muda diperlukan dosis yang tinggi. Oksitosin menyebabkan pengelepasan prostaglandin pada beberapa spesies, tetapi tidak jelas apakah ini merupakan efek primernya atau berhubungan dengan kontraksi uterus.
b. Kelenjar
Mama
Bagian
alveolar kelenjar mama dikelilingi oleh jaringan otot polos, yaitu mioepitel.
Kontraksi mioepitel menyebabkan susu mengalir dari saluran alveolar ke dalam
sinus yanng besar, sehingga mudah dihisap bayi. Fungsi ini di namakan ejeksi
susu. Mioepitel sangat peka terhadap oksitosin. Sediaan oksitosin berguna untuk
memperlancar ejeksi susu, bila oksitosin endogen tidak mencukupi. Juga berguna
untuk mengurangi pembengkakan payudara pasca persalinan.
c. Sistem
Kardiovaskuler
Apabila
oksitosin diberikan dalam dosis besar akan terlihat relaksasi otot polos
pembuluh darah secara langsung. Terjadi penurunan tekanan sistolik dan terutama
penurunan tekanan sistolik dan terutama penurunan tekanan diastolik, warna
kulit menjadi merah, dan aliran darah ke ekstermitas bertambah. Bila dosis
besar diberikan terus menerus secara infus, maka penurunan tekanan darah akan
diikuti sedikit penggian tekanan darah tetapi menetap. Dosis oksitosin untuk
indikasi obstetrik, tidak jelas menimbulkan penurunan tekanan darah. Penurunan
tekanan darah jelas terjadi pada penderita yang mendapat dosis besar, yang
diberikan selama anestesia dalam. Otot polos yang sensitif terhadap oksitosin
hanyalah uterus, pembuluh darah dan miopitel kelenjar payudara.
Fafrmakokinetik
Oksitosin
memberikan hasil baik pada pemberian parenteral. Pemberian oksitosin
intranasal, meskipun kurang efisien lebih disukai daripada pemberian
parenteral. Oksitosin diabsorpsi dengan cepat melalui mukosa mulut dan bukal
sehingga memungkinkan oksitosin diberikan sebagai tablet hisap. Cara pemberian
nasal atau tablet hisap dicadangkan untuk penggunaan pasca-persalinan.
Selama
kehamilan, kadar aminopeptidase dalam plasma(oksitosinase atau sistil
aminopeptidase) meningkat sepuluh kali dan menurun setelah persalinan. Enzim
ini menginaktifkan oksitosin dan ADH melalui pemecahan ikatan peptida. Enzim
ini diduaga meregulasi konsentrasi oksitosin lokal di uterus tetapi sedikit
pengaruhnya terhadap eliminasi kadar oksitosin dalam plasma. Di duga sumber
oksitosinase ini adalah plasenta. Waktu paruh oksitosin sangat singkat, antara
12-17 menit. Penurunan kadar plasma sebagian besar disebabkan ekskresi oleh
ginjal dan hati. Penggunaan klinik adalah :
1.
Untuk diagnosa janin
mengalami gangguan atau tidak, terjadinya sirkulasi pada placenta.
2.
Untuk terapi;
Mempercepat proses persalinan, tidak mungkinnya keluar janin secara sempurna,
meningkatkan pancaran air susu ibu, perdarahan setelah melahirkan,dan sulitnya
air susu keluar.
Mempunyai efek samping,yaitu kematian janin karena adanya hipertensi , sobeknya uterus karena kontraksi kuat, afibrinogeremia ( menurunnya fibrin dalam darah). Dan mempunyai kontra indikasi,prematur dan keadaan janin abnormal. Pada janin yang tidak normal tdk boleh diberi oxytocin.
Mempunyai efek samping,yaitu kematian janin karena adanya hipertensi , sobeknya uterus karena kontraksi kuat, afibrinogeremia ( menurunnya fibrin dalam darah). Dan mempunyai kontra indikasi,prematur dan keadaan janin abnormal. Pada janin yang tidak normal tdk boleh diberi oxytocin.
Indikasi dan Kontraindikasi
a. Indikasi
1. Indikasi
oksitosik.
2. Induksi
partus aterm
3. Mengontrol
perdarahan dan atuni uteri pasca persalinan
4. Merangsang
konstraksi uterus setelah operasi Caesar
5. Uji
oksitoksik
6. Menghilangkan
pembengkakan payudara.
b. Kontra
Indikasi
1.
Kontraksi uterus
hipertonik
2.
Distress janin
3.
Prematurisasi dan gawat
janin
4.
Letak bati tidak normal
5.
Disporposi sepalo
pelvis
6.
Predisposisi lain untuk
pecahnya rahim
7.
Obstruksi mekanik pada
jalan lahir
8.
Peeklamsi atu pemnyakit
kardiovaskuler atu pada ibu hamil yang berusia 35 tahun
9.
Resistensi dan mersia
uterus
10. Uterus
yang starvasi
11. Cara
pakai dan dosis
Penggunaan Dan Dosis
Untuk
induksi persalinan intravena 1-4 m U permenit dinaikkan menjadi 5-20 m U /
menit sampai terjadi pola kontraksi secara fisiologis. Untuk perdarahan uteri
pasca partus, ditambahkan 10-40 unit pada 1 L dari 5 % dextrose, dan
kecepatan infuse dititrasi untuk mengawasi terjadinya atonia uterus.
Kemungkinan lain adalah, 10 unit dapat diberikan secara intramuskuler setelah lahirnya plasenta. Untuk
menginduksi pengaliran susu, 1satu tiupan ( puff ) disemprotkan ke dalam tiap
lubang hidung ibu dalam posisi duduk 2-3 menit sebelum menyusui.
Contoh obat
Tablet oksitosina Pitosin tablet (PD)
Efek
Samping :
adapun Efeksamping dari pemakaian
Oksitosin yaitu :
1.
Spasme uterus ( pada
dosis rendah )
2.
Hiper stimulasi uterus
9 membahayan janin : kerusakan jaringan lunak /uterus )Keracunan cairan dan
hiporatremia ( pada dosis besar)
3.
Mual,muntah, aritmia,
anafilaksis, ruam kulit, aplasia plasenta, emboli amnion.
4.
Kontraksipembuluh darah
tali pusat
5.
Kerja antidiuretik
6.
Reaksi
hipersensitifitas
7.
Reaksi anafilaktik
8.
Hiper stimulasi uterus
yang membahayakan janin : kerusakan jaringan lunak / rupture uterus
9.
Keracunan cairan dan hiporatremia
( pada dosis besar )
10.
Mual, muntah,ruam
kulit, aplasia plasenta, emboli amnion.
11.
Kontraksi pembuluh
darah tali pusat
12.
Aritmia jantung
13.
Hematoma panggul
3.
Misoprostol / Prostagladin
Prostaglandin
pertama kali diketemukan dari cairan semen manusia pada sekitar tahun 1930 oleh
Ulf von Euler dari Swedia. Oleh karena diduga berasal dari kelenjar prostat,
sang penemu memberinya nama prostaglandin. Prostaglandin, seperti hormon,
berfungsi layaknya senyawa sinyal tetapi hanya bekerja di dalam sel tempat
mereka tersintesis. Rumus bangun prostaglandin adalah asam alkanoat tak jenuh
yang terdiri dari 20 atom karbon yang membentuk 5 cincin. Prostaglandin
tersintesis dari asam lemak dan asam arakidonat. Prostaglandin F2α memberi efek
peningkatan MMP-1 dan MMP-3.
Di
dalam tubuh terdapat berbagai jenis prostaglandin (PG) dan tempat kerjanya
berbeda- beda, serta saling mengadakan interaksi dengan autakoid lain,
neurotransmitor, hormon serta obat- obatan. Prostaglandin ditemukan pada
ovarium, miometrim dan cairan menstrual dengan konsentrasi berbeda selama
siklus haid. Sesudah senggama ditemukan PG yang berasal dari semer; dalam
sistem produksi wanita. PG (prostaglandin) ini diserap dari vagina dan cukup
untuk menghasilkan kadar dalam darah, yang menimbulkan efek fisiologis.
Walaupun PG (prostaglandin) ini sudah dipastikan sebagai oksitosik, namun
status peranan fisiologiknya pada saat menstruasi dan kehamilan masih
diperdebatkan.
Dalam
hal ini haruslah dibedakan antara efek fisiologik dan efek farmakologik; dosis
farmakologik relatif tinggi dan lebih nyata. Pada manusia PG berperan penting
dalam peristiwa persalinan. Berlainan dengan oksitosin, PG dapat merangsang
terjadinya persalinan, pada setiap usia kehamilan. Pada saat persalinan
spontan, konsentrasi PG dalam darah perifer dan cairan amnion meningkat.
Framakologi
Prostaglandin
dapat dianggap sebagai hormon lokal, karena kerjanya terbatas pada organ
penghasil dan segera diinaktifkan di tempat yang sama. Prostaglandin yang
terdapat pada uterus, cairan menstrual dan cairan amnion ialah PGE dan PGF. Di
bidang keperawatan penggunaan PG terbatas pada PGE2 dan PGF2α . Semua PGF
merangsang kontraksi uterus baik hamil maupun tidak. Sebaliknya PGE2
merelaksasi jaringan uterus tidak hamil in vitro, tetapi memperlihatkan efek
oksitosik lebih kuat dari PGF2α . Prostaglandin memperlihatkan kisaran dosis-
respons yang sempit dalam menimbulkan kontraksi fisiologik, dan ini memudahkan
terjadinya hipertoni uterus yang membahayakan.bahaya ini dapat dicegah dengan
pengamatan yang cermat dan meningkatkan kecepatan infus secara sedikit demi
sedikit.
Untuk
mengakhiri kehamilan pada trimester II pemberian PGE2 DAN PGF2α ke dalam rongga
uterus dengan menggunakan kateter atau suntikan memberikan hasil yang baik,
disertai efek samping yang ringan. Sebaliknya untuk menghentikan kehamilan
muda(menstruasi yang telat beberapa minggu); diperlukan dosis yang sangat besa,
sehingga menyebabkan efek samping yang berat, dan derajat keberhasilan yang
rendah.
PGE2
dan 15- metil PGF2α meningkatkan suhu tubuh sekilas dan diduga kerjanya melalui
pusat pengatur suhu di hipotalamus. Dosis besar PGF2α menyebabkan hipertensi
melalui kontraksi pembuluh darah, sebaliknya PGE2 menimbulkan vasodilatasi.
Prostaglandin terdapat merata di dalam miometrium dan bekerja secara sinergis
dengan oksitosin terhadap kontraksi uterus. Pemberian prostaglandin lokal pada
serviks, menyebabkan serviks matang tanpa mempengaruhi motilitas uterus.
Indikasi Dan Kontra Indikasi
a.
Indikasi
1.
Induksi partus aterm
2.
Mengontrol perdarahan
dan atoni uteri pasca persalinan
3.
Merangsang kontraksi
uterus post sc atau operasi uterus lainya
4.
Induksi abortus
terapeutik
5.
Uji oksitosin
6.
Menghilangkan
pembengkakan mamae
b.
Kontra Indikasi
1.
Terdapat ruptura
membran amnion
2.
Adanya riwayat sikatris
3.
Apabila telah ada
perdarahan antepartum yang signifikan (perdarahan vagina selama kehamilan) atau
dimana terdapat plasenta previa dengan atau tanpa perdarahan, prostaglandin
tidak digunakan
4.
Dalam kondosi mata yang
dikenal sobagai glaukoma
5.
jika ada infeksi pada jalan
lahir
6.
Pada kehmilan melintang
sungsang atau miring
Mekanisme Cara Kerja
Prostaglandin
bekerja pada sejumlah reseptor prostaglandin yang berlainan. Substansi ini
mempengaruhi banyak sistem dan menyebabkan berbagai efek samping
. Dosis Dan Cara Pakai
1.
Karbopros trometamin:
Injeksi 250 ug/ml
2.
Dinoproston (PGE):
Supositoria vaginal 20 mg
3.
Gemeprost: Pesari 1mg (
melunakan uterus)
4.
Sulpreston: Injeksi 25,
50, 100 ug/ml IM atau IV
Efek samping
1.
Hiperstimulasai uterus
2.
Pireksia
3.
Infalamasi
4.
Sensitisasi terhaap
rasa nyeri
5.
Diuresis+kehilangan
elektrolit
6.
Efek pada sistem syaraf
pusat( tremor merupakan efek samping yang jarang terjadi )
7.
Pelepasan hormon
hipofise renin steroid adrenal
8.
Sakit persisten pada
punggung bwah dan perut
Sebagai
konsumen kesehatan, Anda sendirilah yang harus waspada terhadap potensi efek
samping obat. Beberapa tips berikut dapat menjadi panduan Anda :
- Baca dosis dan aturan pakainya.
- Lihat tanda peringatan.
- Ketahui efek samping obat.
- Jangan sembarangan memberikan obat bebas kepada anak.
- Bacalah kandungan isi dan tanggal daluwarsa obat.
- Beritahu dokter bila ada gejala komplikasi
- Mintalah dokter mengevaluasi pengobatan jangka panjang Anda.
- Yang paling Utama belilah obat ke Apotik yang resmi.
.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Analgesik
Uterotonika Adalah Zat Yanag Digunakan Untuk meningkatkan kontraksi
uterus.Uterotonik banyak digunakan untuk induksi, penguatan persalinan,
pencegahan serta penanganan perdarahan post partum, penegndapan perdarahan
akibat abortus inkompletikus dan penanganan aktif pada Kala III persalinan. Obat uterotonika menyebabkan kontraksi rahim
dan pembuluh-pembuluh darahnya.
Uterotonika (Oxytocic)
merupakan obat yang penting tetapi berbahaya. Jikalau dipergunakan secara
salah, obat ini dapat menimbulkan kematian ibu atau bayinya di dalam kandungan.
Jikalau dipergunakan secara benar, kadangkala obat ini dapat menyelamatkan
kehidupan. Berikut manfaat dari Uterotonika:
1. Untuk mengatasi pendarahan saat melahirkan
2. Membantu mencegah pendarahan hebat saat melahirkan
3. Untuk mengatasi pendarahan pada keguguran
B.
Saran
Dalam pembuatan makalah yang berjudul “OBAT
Uterotonika “ masih banyak memiliki kekurangan oleh karna itu keritik dan
saran dari pembaca sangat kami harapkan demi melengkapi makalah ini.
Daftar
Pustaka
Sutistia
G.Ganiswara .2007. Farmakologi Dan Terapi edisi V. Jakarta, Gaya Baru
Katzung. G. Bertram
2002. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi VIII Bagian ke II. Jakarta : Salemba
Medika.
Oktadiana, Isma. 2013. [Internet]. “ Makalah OBAT
uteratonika“
. Diakses Pada : 28 September 2014. Sumber : <http://ismaoktadiana.blogspot.com/2013/12/makalah-uteratonika-dan_9402.html
>
Manurung, Maertin. 20101. [Internet]. “ Farmakologi
Uteratonika“ Diakses Pada : 28 September 2014.
Sumber : <Uteratonikamartin.blogspot.com/2011/01/uuteratonika.html >
BlogKesehtanPutri. 2014. [Internet]. “ Makalah Analgetik Dan Antipiretik “ .
Diakses Pada : 28 September 2014. Sumber : <http://sofaners.wordpress.com/2013/03/18/makalah-uteratonika.html>
Prof.Dr.Anas Subarnas, Apt, Msc.Dkk.
2007. “ Pedoman Informasi Obat Bagi
Pengelola Obat Di Puskesmas “. Bengkulu.
0 komentar:
Posting Komentar