BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam
bidang imunologi kuman atau racun kuman (toksin) disebut sebagai antigen.
Secara khusus antigen tersebut merupakan bagian protein kuman atau protein
racunnya. Bila antigen untuk pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia, maka
sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti. Bila antigen itu kuman, zat
anti yang dibuat tubuh disebut antibodi.
Zat
anti terhadap racun kuman disebut antioksidan. Berhasil tidaknya tubuh
memusnahkan antigen atau kuman itu bergantung kepada jumlah zat anti yang
dibentuk. Pada umumnya tubuh anak tidak akan mampu melawan antigen yang kuat.
Antigen yang kuat ialah jenis kuman ganas. Virulen yang baru untuk pertama kali
dikenal oleh tubuh. Karena itu anak anda akan menjadi sakit bila terjangkit kuman
gana.
Jadi
pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antibodi/antitoksin
terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai “pengalaman”
untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya, tubuh
anak sudah pandai membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi
antigen-anibody, tubuh anak dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan
antigen atau kuman; berarti bahwa anak telah menjadi kebal (imun) terhadap
penyakit tersebut.
Dari
uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda terhindar
dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan.
Dengan dasar reaksi antigen antibodi ini tubuh anak memberikan reaksi perlawanan terhadap benda-benda asing dari luar (kuman, virus, racun, bahan kimia) yang mungkin akan merusak tubuh. Dengan demikian anak terhindar dari ancaman luar. Akan tetapi, setelah beberapa bulan/tahun, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang, sehingga imunitas tubuh pun menurun. Agar tubuh tetap kebal diperlukan perangsangan kembali oleh antigen, artinya anak terseut harus mendapat suntikan/imunisasi ulangan.
Dengan dasar reaksi antigen antibodi ini tubuh anak memberikan reaksi perlawanan terhadap benda-benda asing dari luar (kuman, virus, racun, bahan kimia) yang mungkin akan merusak tubuh. Dengan demikian anak terhindar dari ancaman luar. Akan tetapi, setelah beberapa bulan/tahun, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang, sehingga imunitas tubuh pun menurun. Agar tubuh tetap kebal diperlukan perangsangan kembali oleh antigen, artinya anak terseut harus mendapat suntikan/imunisasi ulangan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu defenisi
Imunisasi ?
2.
Apa Saja Macam-Macam
Imunisasi ?
3.
Bgaimana Mekanisme
kerja Imunisasi ?
4.
Apa Dampak Imuniasi ?
5.
Bagaimana Dosis
Imunisasi Pada Ibu Dan Bayi ?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui
defenisi Imunisasi?
2.
Untuk mengetahui jenis
Imunisasi ?
3.
Untuk Mengetahui
Mekanisme Kerja Imunisasi?
4.
Untuk Mengetahui
Macam-Macam Imunisasi ?
5.
Untuk Mengetahui Dosis
Imunisasi?
D. Manfaat
1.
Bagi Mahasiswa dapat
memahami tentang Imunisasi pada Ibu hamil dan bayi dan cara kerjannya
2.
Bagi Pembaca Untuk
menambah pengetahuan bagi pembaca tentang Imunisasi pada Ibu hamil pada bayi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Vaksinisasi
Vaksin Adalah Adalah merupakan suatu
tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan dengan antigen yang berasal
dari mokroorganisme patogen.Antigen yang diberikan telah dibuat demikian rupa
sehingga tidak menimbulkan sakit namun mampu mengaktivasi limfosit menghasilkan
antibody dan sel memori yang menirukan infeksi alamiah yang tidak menimbulkan
sakit namun cukup memberikan kekebalan dengan tujuan memberikan infeksi ringan
yang tidak berbahaya namun cukup untuk menyiapkan respon imun.
Vaksin Kombinasi adalah gabungan
beberapa antigen tunggal menjadi satu jenis produk antigen untuk mencegah
penyakit yang berbeda. Misalnya vaksin kombinasi DPT/ Hb adalah gabungan
antigen-antigen D-P-T dengan antigen Hb untuk mencegah penyakit
difteria, pertusis, tetanus, dan Hb (Depkes RI,2008).
B.
Imunisasi
Pada Bayi
Imunisasi adalah memberikan kekebalan
pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat
zat anti untuk mencegah terhadap suatu penyakit tertentu. Sedangkan vaksin
adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan
kedalam tubuh melalui suntikan, seperti vaksin, BCG, DPT, campak dan melalui
mulut seperti vaksin polio. (IGN Ranuh, 2008).
Imunisasi adalah upaya yang dilakukan
dengan sengaja memberikan kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga
terhindar dari penyakit. Pentingnya imunisasi didasarkan pada pemikiran bahwa
pencegahan penyakit merupakan upaya terpenting dalam pemeliharaan kesehatan
anak (Supartini, 2004, hlm.173).
a. Tujuan Imunisasi Pada
Bayi
Tujuan imunisasi untuk mencegah
terjadinya penyakit tertentu pada seeorang dan menghilangkan penyakit tertentu
pada sekelompok masyarakat atau populasi atau bahkan menghilngkan penyakit
tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir
lebih mungkin terjadi pada jenis penyakit yang hanya dapat ditularkan melalui
manusia, seperti misalnya penyakit difteria.
Program imunisasi bertujuan untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah difteri, tetanus,
batuk rejan (pertusis), campak (measles), polio, dan
tuberculosis. (Notoatmodjo, 2007, hlm.46).
b. Jenis Imunisasi Bayi
a.
Imunisasi Fasif
pemberian antibodi kepada resipien,
dimaksudkan untuk memberikan imunitas secara langsung tanpa harus memproduksi
sendiri zat aktif tersebut untuk kekebalan tubuhnya. Antibodi yang diberikan
ditujukan untuk upaya pencegahan atau pengobatan terhadap infeksi, baik untuk
infeksi bakteri maupun virus (Satgas IDAI, 2008).
b. Imunisasi
Aktif
Imunisasi aktif adalah kekebalan yang
dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak terhadap suatu penyakit tertentu.
Imunisasi aktif adalah dimana kekebalan akan dibuat sendiri oleh tubuh setelah
mengalami atau sembuh dari suatu penyakit, misalnya campak, jika pernah sakit
campak, maka tidak akan terserang kembali.sedangkan Imunisasi aktif buatan adalah dimana kekebalan dibuat oleh tubuh
setelah mendapat vaksin yaitu hepatitis B, BCG, DPT/Hep B kombo, dan polio.
c. Macam-Macam Imunisasi pada
Bayi
Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama
yang perlu diberikan pada semua orang, terutama bayi dan anak sejak lahir untuk
melindungi tubuhnya dari penyakit-penyakit yang berbahaya.
1.
Imunisasi
BCG (Bacillus Celmette Guerin)
a.
pengertian
Imunisasi
BCG adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap
penyakit tuberkulosis (TBC), yaitu penyakit paru-paru yang sangat menular.
- Pemberian Imunisasi
Frekuensi
pemberian imunisasi BCG adalah satu kali dan tidak perlu diulang (boster).
Sebab, vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang dihasilkannya
tinggi terus. Berbeda dengan vaksin berisi kuman mati, hingga memerlukan
pengulangan.
- Usia pemberian
Sedini
mungkin atau secepatnya, tetapi pada umumnya di bawah 2 bulan. Jika diberikan
setelah usia 2 bulan, disarankan dilakukan tes Mantoux (tuberkulin) terlebih
dahulu untuk mengetahui apakah bayi sudah kemasukan kuman Mycobacterium
Tuberculosis atau belum. Vaksinasi dilakukan bila hasil tes-nya negative.
Jika ada penderita TB yang tinggal serumah atau sering bertandang kerumah,
segera setelah lahir bayi di imunisasi BCG.
- Cara pemberian
Cara
pemberian imunisasi BCG adalah melalui intradermal dengan lokasi penyuntikan
pada lengan kanan atas (sesuai anjuran WHO)
- Efek samping
Umumnya
tidak ada. Namun, pada beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar getah bening
di ketiak atau leher bagian bawah (diselangkangan bila penyuntikan dilakukan di
paha). Dan biasanya akan sembuh sendiri.
- Kontra Indikasi
Imunisasi
BCG tidak dapat diberikan pada anak yang berpenyakit TB atau menunjukan uji Mantoux
positif atau pada anak yang mempunyai penyakit kulit yang berat / menahun.
2.
Imunisasi
DPT (diphtheria, pertusis, tetanus)
a.
Pengertian
Imunuisasi
DPT merupakan imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif
terhadap beberapa penyakit sebagai berikut ini :
-
Penyakit difteri, yaitu
radang tenggorokan yang sangat berbahaya karena menimbulkan tenggorokan
tersumbat dan kerusakan jantung yang menyebabkan kematian dalam beberapa hari
saja.
-
Penyakit pertusis,
yaitu radang paru (pernapasan), yang disebut juga batuk rejan atau batuk 100
hari. Karena sakitnya bisa mencapai 100 hari atau 3 bulan lebih. Gejalanya
sangat khas, yaitu batuk yang bertahap, panjang dan lama disertai bunyi “whoop”/
berbunyi dan diakhiri dengan muntah, mata dapat bengkak atau penderita dapat
meninggal karena kesulitan bernapas.
-
Penyakit tetanus, yaitu
penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkunci / terkancing sehingga
mulut tidak bisa membuka atau dibuka.
b.
Pemberian dan usia
pemberian Imunisasi
Pemberian
imunisasi 3 kali (paling sering dilakukan), yaitu pada usia 2 bulan, 4 bulan
dan 6 bulan. Namun, bisa juga ditambahkan 2 kali lagi, yaitu 1 kali di usia 18
bulan dan 1 kali di usia 5 tahun. Selanjutnya di usia 12 tahun, diberikan
imunisasi TT. Cara pemberian dengan cara Intra Muskuler / IM.
c.
Efek Samping
Biasanya,
hanya gejala-gejala ringan, seperti sedikit demam (sumeng) saja dan rewel
selama 1-2 hari, kemerahan, pembengkakan, agak nyeri atau pegal-pegal pada
tempat suntikan, yang akan hilang sendiri dalam beberapa hari, atau bila masih
demam dapat diberikan obat penurun panas bayi. Atau bisa juga dengan memberikan
minum cairan lebih banyak dan tidak memakaikan pakaian terlalu banyak.
d.
Kontra Indikasi
Imunisasi
Imunisasi DPT
tidak dapat diberikan pada anak-anak yang mempunyai penyakit atau kelainan
saraf, baik bersifat keturunan atau bukan, seperti epilepsi, menderita kelainan
saraf yang betul-betul berat atau habis dirawat karena infeksi otak, anak-anak
yang sedang demam / sakit keras dan yang mudah mendapat kejang dan mempunyai
sifat alergi, seperti eksim atau asma.
3.
Imunisasi
Polio
a.
Pengertian
Imunisasi
Polio adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan terhadap
penyakit poliomyelitis, yaitu penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat
mengakibatkan lumpuh kaki. Dan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis
yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. (Kandungan vaksin polio adalah
virus yang dilemahkan).
b.
Usia Pemberian
Waktu pemberian
polio adalah pada umur bayi 0-11 bulan atau saat lahir (0 bulan), dan
berikutnya pada usia bayi 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Kecuali saat lahir,
pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin DPT.
c.
Cara Pemberian
Imunisasi
Pemberian
imunisasi polio melalui oral / mulut (Oral Poliomyelitis vaccine/OPV).
Di luar negeri, cara pemberian imunisasi polio ada yang melalui suntikan
(Inactivated Poliomyelitis Vaccine/ IPV).
d.
Efek Samping
Hampir tidak ada
efek samping. Hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan,
dan sakit otot. Dan kasusnya biasanya jarang terjadi.
e.
Kontra – indikasi
Imunisasi
Sebaiknya pada
anak dengan diare berat atau yang sedang sakit parah, seperti demam tinggi
(diatas 38C) ditangguhkan. Pada anak yang menderita penyakit gangguan kekebalan
tidak diberikan imunisasi polio. Demikian juga anak dengan dengan penyakit
HIV/AIDS, penyakit kanker atau keganasan, sedang menjalani pengobatan steroid
dan pengobatan radiasi umum, untuk tidak diberikan imunisasi polio.
4.
Imunisasi
Campak
a.
Pengertian
Imunisasi
campak adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif
terhadap penyakit campak (morbili/measles). Kandungan vaksin campak ini
adalah virus yang dilemahkan. Sebenarnya, bayi sudah mendapat kekebalan campak
dari ibunya. Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin
menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak.
Penyakit campak mudah menular, dan anak yang daya tahan tubuhnya lemah gampang
sekali terserang penyakit yang disebabkan virus morbili ini. Namun, untungnya
campak hanya diderita sekali seumur hidup. Jadi sekali terkena campak, setelah
itu biasanya tidak akan terkena lagi.
b.
Usia Pemberian
Imunisasi
campak diberikan 1 kali pada usia 9 bulan, dan dianjurkan pemberiannya sesuai
jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia bayi 9 bulan,
penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai usia 12 bulan
anak belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan ini anak harus
diimunisasi MMR (Measles Mumps Rubella).
c.
Cara Pemberian
Frekuensi
pemberian imunisasi campak adalah satu kali. Dengan cara subkutan ( SC )
d.
Efek Samping
Biasanya
tidak terdapat reaksi akibat imunisasi. Mungkin terjadi demam ringan dan
terdapat efek kemerahan / bercak merah pada pipi di bawah
e.
Kontra Indikasi
Kontra indikasi
pemberian imunisasi campak adalah anak :
-
Dengan penyakit infeksi akut yang
disertai demam.
-
Dengan penyakit gangguan kekebalan.
-
Dengan penyakit TBC tanpa pengobatan.
-
Dengan kekurangan gizi berat.
-
Dengan penyakit keganasan.
-
Dengan kerentanantinggi
terhadap protein telur, kanamisin dan eritromisin (antibiotik).
5.
Imunisasi
Hepatitis B
a.
Pengertian
Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi
yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B,
yaitu penyakit infeksi yang dapat merusak hati. Dan digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit hepatitis, yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk
cair.
b. Frekuensi
pemberian imunisasi hepatitis B adalah 3 kali.
c.
Usia Pemberian
Sebaiknya diberikan 12 jam setelah
lahir. Dengan syarat kondisi bayi dalam keadaan stabil, tidak ada gangguan pada
paru-paru dan jantung. Kemudian dilanjutkan pada saat bayi berusia 1 bulan, dan
usia antara 3 – 6 bulan. Khusus bayi yang lahir dari ibu pengidap hepatitis B,
selain imunisasi yang diberikan kurang dari 12 jam setelah lahir, juga
diberikan imunisasi tambahan dengan immunoglobulin anti hepatitis B
dalam waktu sebelum usia 24 jam.
d.
Cara Pemberian
Cara
pemberian imunisasi hepatitis B adalah dengan cara intramuskuler (I.M atau i.m)
di lengan deltoid atau paha anterolateral bayi (antero : otot-otot dibagian
depan, lateral : otot bagian luar). Penyuntikan dibokong tidak dianjurkan
karena bisa mengurangi efektivitas vaksin.
e.
Efek Imunisasi
Umumnya tidak terjadi. Jikapun terjadi
(sangat jarang), berupa keluhan nyeri pada tempat suntikan, yang disusul demam
ringan dan pembengkakan. Namun reaksi ini akan menghilang dalam waktu dua hari.
d. Jadwal Imunisasi Pada
Bayi
UMUR
|
VAKSIN
|
TEMPAT
|
0 Bulan
|
HB 1
|
Rumah
|
1 Bulan
|
BCG, Polio 1
|
Posyandu*
|
2 Bulan
|
DPT/HB Kombo 1, Polio 2
|
Posyandu*
|
3 Bulan
|
DPT/HB Kombo 2, Polio 3
|
Posyandu*
|
4 Bulan
|
DPT/HB Kombo 3, Polio 4
|
Posyandu*
|
9 Bulan
|
Campak
|
Posyandu*
|
C. Imunisasi Pada Ibu
Hamil
Program Imunisasi bertujuan untuk
menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian dari penyakit-penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Untuk mencapai hal tersebut, maka
program imunisasi harus dapat mencapai tingkat cakupan yang tinggi dan merata
di semua wilayah dengan kualitas pelayanan yang memadai. (Dinkes Jambi, 2003).
a.
Vaksin TT (Tetanus
Toxoid)
Vaksin jerap TT ( Tetanus Toxoid
) adalah vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang telah dimurnikan dan
terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan
sebagai pengawet. Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 IU.
Dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan
mengimunisasi Wanita Usia Subur (WUS) atau ibu hamil, juga untuk pencegahan
tetanus pada ibu bayi. (Depkes RI, 2005).
b.
Kemasan Vaksin
Kemasan vaksin dalam vial. 1 vial vaksin
TT berisi 10 dosis dan setiap 1 box vaksin terdiri dari 10 vial. Vaksin TT
adalah vaksin yang berbentuk cairan. (Depkes RI, 2005).
c.
Kontraindikasi Vaksin
TT
Ibu hamil atau WUS yang mempunyai
gejala-gejala berat (pingsan) karena dosis pertama TT. (Depkes RI, 2005).
d.
Sifat Vaksin
Vaksin TT termasuk vaksin yang sensitif
terhadap beku (Freeze Sensitive=FS) yaitu golongan vaksin yang
akan rusak bila terpapar/terkena dengan suhu dingin atau suhu pembekuan.
(Depkes RI, 2005).
e.
Kerusakan Vaksin
Keterpaparan suhu yang tidak tepat pada
vaksin TT menyebabkan umur vaksin menjadi berkurang dan vaksin akan rusak bila
terpapar /terkena sinar matahari langsung. (Depkes RI, 2005).
D. Jadwal Imunisasi Ibu
Hamil
a.
Bila ibu hamil sewaktu
caten (calon penganten) sudah mendapat TT sebanyak 2 kali, maka kehamilan
pertama cukup mendapat TT 1 kali, dicatat sebagai TT ulang dan pada kehamilan
berikutnya cukup mendapat TT 1 kali saja yang dicatat sebagai TT ulang juga.
b.
Bila ibu hamil sewaktu
caten (calon penganten) atau hamil sebelumnya baru mendapat TT 1 kali, maka
perlu diberi TT 2 kali selama kehamilan ini dan kehamilan berikutnya cukup
diberikan TT 1 kali sebagai TT ulang.
E. Cara Pemberian Dan
Dosis
1. Sebelum
digunakan, vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen.
2. Untuk
mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer yang disuntikkan
secara intramuskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan
interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan berikutnya.
Untuk mempertahankan kekebalan terhadap tetanus pada wanita usia subur, maka
dianjurkan diberikan 5 dosis. Dosis ke empat dan ke lima diberikan dengan
interval minimal 1 tahun setelah pemberian dosis ke tiga dan ke empat.
Imunisasi TT dapat diberikan secara aman selama masa kehamilan bahkan pada
periode trimester pertama.
3. Di
unit pelayanan statis, vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama
4 minggu dengan ketentuan :
1.
Vaksin belum kadaluarsa
2.
Vaksin disimpan dalam
suhu +2º - +8ºC
3.
Tidak pernah terendam
air.
4.
Sterilitasnya terjaga
5.
VVM (Vaccine Vial
Monitor) masih dalam kondisi A atau B.
4. Di
posyandu, vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi hari .
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Vaksin Adalah Adalah merupakan suatu
tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan dengan antigen yang berasal
dari mokroorganisme patogen.Antigen yang diberikan telah dibuat demikian rupa
sehingga tidak menimbulkan sakit. Sedangkan
Imunisasi Pada Bayi adalah memberikan
kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh
membuat zat anti untuk mencegah terhadap suatu penyakit tertentu. Sedangkan
vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang
dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan, seperti vaksin, BCG, DPT, campak dan
melalui mulut seperti vaksin polio. (IGN Ranuh, 2008).
Dan Imunisasi yang dapat di lakukan pada
Ibu Hamil adalah Imunisasi TT yaitu imunisasi dengan memasukan Vaksin jerap TT
( Tetanus Toxoid ) adalah vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang
telah dimurnikan dan terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Yang
bertujuan untuk untuk mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan
mengimunisasi Wanita Usia Subur (WUS) atau ibu hamil, juga untuk pencegahan
tetanus pada ibu bayi. (Depkes RI, 2005).
B.
Saran
Dalam
penyusunan tulisan ini, kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan
dan kelemahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritikan dan saran
dari para pembaca dalam rangka perbaikan terhadap karya tulis selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Manurung, Maertin. 20101. [Internet]. “Makalah Imunisasi Bayi Dan Ibu Hamil“
Diakses Pada : 7 Desember 2014. Sumber : <arifmartin.blogspot.com/2011/01/Vaksin-pada-bayi-.html >
BlogKesehtanPutri.
2014. [Internet]. “ Makala Imunisasi Bayi
dan Bumil“ . Diakses Pada : 7 Desember 2014. Sumber :
Esta, Prima. 2013. [Internet]. “ Makalah Vaksinisasi bayi dan Ibu Hamil“ . Diakses Pada : 6 Oktober 2014. Sumber :
< http://rianjulianto11.blogspot.com/2013/04/makalah-imunisasi.html>
0 komentar:
Posting Komentar