Sabtu, 25 April 2015

Makalah Vaksin Pada Bayi Dan Balita



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dalam bidang imunologi kuman atau racun kuman (toksin) disebut sebagai antigen. Secara khusus antigen tersebut merupakan bagian protein kuman atau protein racunnya. Bila antigen untuk pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti. Bila antigen itu kuman, zat anti yang dibuat tubuh disebut antibodi.
Zat anti terhadap racun kuman disebut antioksidan. Berhasil tidaknya tubuh memusnahkan antigen atau kuman itu bergantung kepada jumlah zat anti yang dibentuk. Pada umumnya tubuh anak tidak akan mampu melawan antigen yang kuat. Antigen yang kuat ialah jenis kuman ganas. Virulen yang baru untuk pertama kali dikenal oleh tubuh. Karena itu anak anda akan menjadi sakit bila terjangkit kuman gana.
Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antibodi/antitoksin terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai “pengalaman” untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi antigen-anibody, tubuh anak dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman; berarti bahwa anak telah menjadi kebal (imun) terhadap penyakit tersebut.
Dari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda terhindar dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan.
Dengan dasar reaksi antigen antibodi ini tubuh anak memberikan reaksi perlawanan terhadap benda-benda asing dari luar (kuman, virus, racun, bahan kimia) yang mungkin akan merusak tubuh. Dengan demikian anak terhindar dari ancaman luar. Akan tetapi, setelah beberapa bulan/tahun, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang, sehingga imunitas tubuh pun menurun. Agar tubuh tetap kebal diperlukan perangsangan kembali oleh antigen, artinya anak terseut harus mendapat suntikan/imunisasi ulangan.
B.     Rumusan Masalah
1.        Apa itu defenisi Imunisasi  ?
2.        Apa Saja Macam-Macam Imunisasi ?
3.        Bgaimana Mekanisme kerja Imunisasi ?
4.        Apa Dampak Imuniasi ?
5.        Bagaimana Dosis Imunisasi Pada Ibu Dan Bayi ?

C.    Tujuan
1.        Untuk mengetahui defenisi Imunisasi?
2.        Untuk mengetahui jenis Imunisasi ?
3.        Untuk Mengetahui Mekanisme Kerja Imunisasi?
4.        Untuk Mengetahui Macam-Macam Imunisasi ?
5.        Untuk Mengetahui Dosis Imunisasi?

D.      Manfaat
1.    Bagi Mahasiswa dapat memahami tentang Imunisasi pada Ibu hamil dan bayi dan cara kerjannya
2.    Bagi Pembaca Untuk menambah pengetahuan bagi pembaca tentang Imunisasi pada Ibu hamil pada bayi.









BAB II
PEMBAHASAN

A.      Definisi Vaksinisasi
Vaksin Adalah Adalah merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan dengan antigen yang berasal dari mokroorganisme patogen.Antigen yang diberikan telah dibuat demikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit namun mampu mengaktivasi limfosit menghasilkan antibody dan sel memori yang menirukan infeksi alamiah yang tidak menimbulkan sakit namun cukup memberikan kekebalan dengan tujuan memberikan infeksi ringan yang tidak berbahaya namun cukup untuk menyiapkan respon imun.
Vaksin Kombinasi adalah gabungan beberapa antigen tunggal menjadi satu jenis produk antigen untuk mencegah penyakit yang berbeda. Misalnya vaksin kombinasi DPT/ Hb adalah gabungan antigen-antigen D-P-T dengan antigen Hb untuk mencegah penyakit difteria, pertusis, tetanus, dan Hb (Depkes RI,2008).

B.       Imunisasi Pada Bayi
Imunisasi adalah memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap suatu penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan, seperti vaksin, BCG, DPT, campak dan melalui mulut seperti vaksin polio. (IGN Ranuh, 2008).
Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit. Pentingnya imunisasi didasarkan pada pemikiran bahwa pencegahan penyakit merupakan upaya terpenting dalam pemeliharaan kesehatan anak (Supartini, 2004, hlm.173).

a.    Tujuan Imunisasi Pada Bayi
Tujuan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seeorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat atau populasi atau bahkan menghilngkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis penyakit yang hanya dapat ditularkan melalui manusia, seperti misalnya penyakit difteria.
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah difteri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak (measles), polio, dan tuberculosis. (Notoatmodjo, 2007, hlm.46).

b.    Jenis Imunisasi Bayi
a.       Imunisasi Fasif
pemberian antibodi kepada resipien, dimaksudkan untuk memberikan imunitas secara langsung tanpa harus memproduksi sendiri zat aktif tersebut untuk kekebalan tubuhnya. Antibodi yang diberikan ditujukan untuk upaya pencegahan atau pengobatan terhadap infeksi, baik untuk infeksi bakteri maupun virus (Satgas IDAI, 2008).
b.      Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak terhadap suatu penyakit tertentu. Imunisasi aktif adalah dimana kekebalan akan dibuat sendiri oleh tubuh setelah mengalami atau sembuh dari suatu penyakit, misalnya campak, jika pernah sakit campak, maka tidak akan terserang kembali.sedangkan  Imunisasi aktif buatan  adalah dimana kekebalan dibuat oleh tubuh setelah mendapat vaksin yaitu hepatitis B, BCG, DPT/Hep B kombo, dan polio.



c.     Macam-Macam Imunisasi pada Bayi
Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama yang perlu diberikan pada semua orang, terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi tubuhnya dari penyakit-penyakit yang berbahaya.

1.      Imunisasi BCG (Bacillus Celmette Guerin)
a.     pengertian
Imunisasi BCG adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC), yaitu penyakit paru-paru yang sangat menular.
    1. Pemberian Imunisasi
Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah satu kali dan tidak perlu diulang (boster). Sebab, vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang dihasilkannya tinggi terus. Berbeda dengan vaksin berisi kuman mati, hingga memerlukan pengulangan.
    1. Usia pemberian
Sedini mungkin atau secepatnya, tetapi pada umumnya di bawah 2 bulan. Jika diberikan setelah usia 2 bulan, disarankan dilakukan tes Mantoux (tuberkulin) terlebih dahulu untuk mengetahui apakah bayi sudah kemasukan kuman Mycobacterium Tuberculosis atau belum. Vaksinasi dilakukan bila hasil tes-nya negative. Jika ada penderita TB yang tinggal serumah atau sering bertandang kerumah, segera setelah lahir bayi di imunisasi BCG.
    1. Cara pemberian
Cara pemberian imunisasi BCG adalah melalui intradermal dengan lokasi penyuntikan pada lengan kanan atas (sesuai anjuran WHO)
    1. Efek samping
Umumnya tidak ada. Namun, pada beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian bawah (diselangkangan bila penyuntikan dilakukan di paha). Dan biasanya akan sembuh sendiri.
    1. Kontra Indikasi
Imunisasi BCG tidak dapat diberikan pada anak yang berpenyakit TB atau menunjukan uji Mantoux positif atau pada anak yang mempunyai penyakit kulit yang berat / menahun.

2.      Imunisasi DPT (diphtheria, pertusis, tetanus)
a.       Pengertian
Imunuisasi DPT merupakan imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap beberapa penyakit sebagai berikut ini :
-       Penyakit difteri, yaitu radang tenggorokan yang sangat berbahaya karena menimbulkan tenggorokan tersumbat dan kerusakan jantung yang menyebabkan kematian dalam beberapa hari saja.
-       Penyakit pertusis, yaitu radang paru (pernapasan), yang disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari. Karena sakitnya bisa mencapai 100 hari atau 3 bulan lebih. Gejalanya sangat khas, yaitu batuk yang bertahap, panjang dan lama disertai bunyi “whoop”/ berbunyi dan diakhiri dengan muntah, mata dapat bengkak atau penderita dapat meninggal karena kesulitan bernapas.
-       Penyakit tetanus, yaitu penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkunci / terkancing sehingga mulut tidak bisa membuka atau dibuka.

b.      Pemberian dan usia pemberian Imunisasi
Pemberian imunisasi 3 kali (paling sering dilakukan), yaitu pada usia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan. Namun, bisa juga ditambahkan 2 kali lagi, yaitu 1 kali di usia 18 bulan dan 1 kali di usia 5 tahun. Selanjutnya di usia 12 tahun, diberikan imunisasi TT. Cara pemberian dengan cara Intra Muskuler / IM.
c.       Efek Samping
Biasanya, hanya gejala-gejala ringan, seperti sedikit demam (sumeng) saja dan rewel selama 1-2 hari, kemerahan, pembengkakan, agak nyeri atau pegal-pegal pada tempat suntikan, yang akan hilang sendiri dalam beberapa hari, atau bila masih demam dapat diberikan obat penurun panas bayi. Atau bisa juga dengan memberikan minum cairan lebih banyak dan tidak memakaikan pakaian terlalu banyak.
d.      Kontra Indikasi Imunisasi
Imunisasi DPT tidak dapat diberikan pada anak-anak yang mempunyai penyakit atau kelainan saraf, baik bersifat keturunan atau bukan, seperti epilepsi, menderita kelainan saraf yang betul-betul berat atau habis dirawat karena infeksi otak, anak-anak yang sedang demam / sakit keras dan yang mudah mendapat kejang dan mempunyai sifat alergi, seperti eksim atau asma.

3.      Imunisasi Polio
a.       Pengertian
Imunisasi Polio adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis, yaitu penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat mengakibatkan lumpuh kaki. Dan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. (Kandungan vaksin polio adalah virus yang dilemahkan).
b.      Usia Pemberian
Waktu pemberian polio adalah pada umur bayi 0-11 bulan atau saat lahir (0 bulan), dan berikutnya pada usia bayi 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Kecuali saat lahir, pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin DPT.
c.       Cara Pemberian Imunisasi
Pemberian imunisasi polio melalui oral / mulut (Oral Poliomyelitis vaccine/OPV). Di luar negeri, cara pemberian imunisasi polio ada yang melalui suntikan (Inactivated Poliomyelitis Vaccine/ IPV).
d.      Efek Samping
Hampir tidak ada efek samping. Hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot. Dan kasusnya biasanya jarang terjadi.
e.       Kontra – indikasi Imunisasi
Sebaiknya pada anak dengan diare berat atau yang sedang sakit parah, seperti demam tinggi (diatas 38C) ditangguhkan. Pada anak yang menderita penyakit gangguan kekebalan tidak diberikan imunisasi polio. Demikian juga anak dengan dengan penyakit HIV/AIDS, penyakit kanker atau keganasan, sedang menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum, untuk tidak diberikan imunisasi polio.

4.      Imunisasi Campak
a.       Pengertian
Imunisasi campak adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (morbili/measles). Kandungan vaksin campak ini adalah virus yang dilemahkan. Sebenarnya, bayi sudah mendapat kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Penyakit campak mudah menular, dan anak yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali terserang penyakit yang disebabkan virus morbili ini. Namun, untungnya campak hanya diderita sekali seumur hidup. Jadi sekali terkena campak, setelah itu biasanya tidak akan terkena lagi.
b.      Usia Pemberian
Imunisasi campak diberikan 1 kali pada usia 9 bulan, dan dianjurkan pemberiannya sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia bayi 9 bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai usia 12 bulan anak belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan ini anak harus diimunisasi MMR (Measles Mumps Rubella).
c.       Cara Pemberian
Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah satu kali. Dengan cara subkutan ( SC )
d.      Efek Samping
Biasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi. Mungkin terjadi demam ringan dan terdapat efek kemerahan / bercak merah pada pipi di bawah
e.       Kontra Indikasi
Kontra indikasi pemberian imunisasi campak adalah anak :

-     Dengan penyakit infeksi akut yang disertai demam.

-     Dengan penyakit gangguan kekebalan.

-     Dengan penyakit TBC tanpa pengobatan.

-     Dengan kekurangan gizi berat.

-     Dengan penyakit keganasan.

-     Dengan kerentanantinggi terhadap protein telur, kanamisin dan eritromisin (antibiotik).

5.         Imunisasi Hepatitis B
a.    Pengertian
Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B, yaitu penyakit infeksi yang dapat merusak hati. Dan digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis, yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair.
b.    Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis B adalah 3 kali.
c.    Usia Pemberian
Sebaiknya diberikan 12 jam setelah lahir. Dengan syarat kondisi bayi dalam keadaan stabil, tidak ada gangguan pada paru-paru dan jantung. Kemudian dilanjutkan pada saat bayi berusia 1 bulan, dan usia antara 3 – 6 bulan. Khusus bayi yang lahir dari ibu pengidap hepatitis B, selain imunisasi yang diberikan kurang dari 12 jam setelah lahir, juga diberikan imunisasi tambahan dengan immunoglobulin anti hepatitis B dalam waktu sebelum usia 24 jam.
d.   Cara Pemberian
Cara pemberian imunisasi hepatitis B adalah dengan cara intramuskuler (I.M atau i.m) di lengan deltoid atau paha anterolateral bayi (antero : otot-otot dibagian depan, lateral : otot bagian luar). Penyuntikan dibokong tidak dianjurkan karena bisa mengurangi efektivitas vaksin.
e.    Efek Imunisasi
Umumnya tidak terjadi. Jikapun terjadi (sangat jarang), berupa keluhan nyeri pada tempat suntikan, yang disusul demam ringan dan pembengkakan. Namun reaksi ini akan menghilang dalam waktu dua hari.

d.    Jadwal Imunisasi Pada Bayi
UMUR
VAKSIN
TEMPAT
0 Bulan
HB 1
Rumah
1 Bulan
BCG, Polio 1
Posyandu*
2 Bulan
DPT/HB Kombo 1, Polio 2
Posyandu*
3 Bulan
DPT/HB Kombo 2, Polio 3
Posyandu*
4 Bulan
DPT/HB Kombo 3, Polio 4
Posyandu*
9 Bulan
Campak
Posyandu*

C.      Imunisasi Pada Ibu Hamil
Program Imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Untuk mencapai hal tersebut, maka program imunisasi harus dapat mencapai tingkat cakupan yang tinggi dan merata di semua wilayah dengan kualitas pelayanan yang memadai. (Dinkes Jambi, 2003).

a.         Vaksin TT (Tetanus Toxoid)
Vaksin jerap TT ( Tetanus Toxoid ) adalah vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet. Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 IU. Dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan mengimunisasi Wanita Usia Subur (WUS) atau ibu hamil, juga untuk pencegahan tetanus pada ibu bayi. (Depkes RI, 2005).
b.    Kemasan Vaksin
Kemasan vaksin dalam vial. 1 vial vaksin TT berisi 10 dosis dan setiap 1 box vaksin terdiri dari 10 vial. Vaksin TT adalah vaksin yang berbentuk cairan. (Depkes RI, 2005).
c.     Kontraindikasi Vaksin TT
Ibu hamil atau WUS yang mempunyai gejala-gejala berat (pingsan) karena dosis pertama TT. (Depkes RI, 2005).
d.    Sifat Vaksin
Vaksin TT termasuk vaksin yang sensitif terhadap beku (Freeze Sensitive=FS) yaitu golongan vaksin yang akan rusak bila terpapar/terkena dengan suhu dingin atau suhu pembekuan. (Depkes RI, 2005).
e.     Kerusakan Vaksin
Keterpaparan suhu yang tidak tepat pada vaksin TT menyebabkan umur vaksin menjadi berkurang dan vaksin akan rusak bila terpapar /terkena sinar matahari langsung. (Depkes RI, 2005).

D.    Jadwal Imunisasi Ibu Hamil
a.    Bila ibu hamil sewaktu caten (calon penganten) sudah mendapat TT sebanyak 2 kali, maka kehamilan pertama cukup mendapat TT 1 kali, dicatat sebagai TT ulang dan pada kehamilan berikutnya cukup mendapat TT 1 kali saja yang dicatat sebagai TT ulang juga.
b.    Bila ibu hamil sewaktu caten (calon penganten) atau hamil sebelumnya baru mendapat TT 1 kali, maka perlu diberi TT 2 kali selama kehamilan ini dan kehamilan berikutnya cukup diberikan TT 1 kali sebagai TT ulang.

E.     Cara Pemberian Dan Dosis
             1.     Sebelum digunakan, vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen.
             2.     Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer yang disuntikkan secara intramuskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan berikutnya. Untuk mempertahankan kekebalan terhadap tetanus pada wanita usia subur, maka dianjurkan diberikan 5 dosis. Dosis ke empat dan ke lima diberikan dengan interval minimal 1 tahun setelah pemberian dosis ke tiga dan ke empat. Imunisasi TT dapat diberikan secara aman selama masa kehamilan bahkan pada periode trimester pertama.
             3.     Di unit pelayanan statis, vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan :

1.         Vaksin belum kadaluarsa
2.         Vaksin disimpan dalam suhu +2º - +8ºC
3.         Tidak pernah terendam air.
4.         Sterilitasnya terjaga
5.         VVM (Vaccine Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B.
             4.     Di posyandu, vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi hari .



 

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Vaksin Adalah Adalah merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan dengan antigen yang berasal dari mokroorganisme patogen.Antigen yang diberikan telah dibuat demikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit. Sedangkan
Imunisasi Pada Bayi adalah memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap suatu penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan, seperti vaksin, BCG, DPT, campak dan melalui mulut seperti vaksin polio. (IGN Ranuh, 2008).
Dan Imunisasi yang dapat di lakukan pada Ibu Hamil adalah Imunisasi TT yaitu imunisasi dengan memasukan Vaksin jerap TT ( Tetanus Toxoid ) adalah vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Yang bertujuan untuk untuk mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan mengimunisasi Wanita Usia Subur (WUS) atau ibu hamil, juga untuk pencegahan tetanus pada ibu bayi. (Depkes RI, 2005).

B.        Saran
Dalam penyusunan tulisan ini, kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca dalam rangka perbaikan terhadap karya tulis selanjutnya.





DAFTAR PUSTAKA

Manurung, Maertin. 20101. [Internet]. “Makalah Imunisasi Bayi Dan Ibu Hamil“ Diakses Pada : 7 Desember 2014. Sumber : <arifmartin.blogspot.com/2011/01/Vaksin-pada-bayi-.html >

BlogKesehtanPutri. 2014. [Internet]. “ Makala Imunisasi Bayi dan Bumil“ . Diakses Pada : 7 Desember 2014. Sumber :

Esta, Prima. 2013. [Internet]. “ Makalah Vaksinisasi bayi dan Ibu Hamil“ . Diakses Pada : 6 Oktober 2014. Sumber :
< http://rianjulianto11.blogspot.com/2013/04/makalah-imunisasi.html>

Rofita.R. 2010. [Internet]. “ Makalah Imunisasi Pada Ibu Hamil“ Diakses Pada : 7 Oktober 2014. Sumber : < http://kuliahiskandar.blogspot.com/2012/05/makalah-imunisasi.html>

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes